Pertamakali Naik Gunung Penanggungan, bareng WSA (Wong Sobo Alas)

Gunung Penanggungan adalah gunung pertama dan menjadi saksi buah pengalaman pertamaku naik gunung bersama mereka yang bikin perjalanan jadi lebih menyenangkan, kesan pertama yang kudapat dari pengalaman ini adalah..

Ternyata naik gunung itu melelahkan.

Fakta memang kalau mendaki gunung merupakan kegiatan melelahkan tapi itu semua akan terobati oleh capaian dan imbal hasil pemandangan panorama alam yang sungguh menakjubkan diatas sana, sesuatu yang gak dapat ditemui oleh siapapun yang gak naik (itu bayaran atas lelah).

Kehabisan bekal dan kehabisan air, fakta lagi bahwa di gunung Penanggungan gak ada mata air diatas jadi kita terpaksa bawa bekal air secukupnya atau bahkan jika bisa bawa saja sebanyak yang mampu dibawa. Gak akan kalian temui keseruan yang lebih seru daripada bertualang, kerjasama yang lebih baik dari pendakian kelompok, dan kegiatan ini memacu adrenaline sekali.

Pendakian pertama dan kesalahan pertama.

Yang sempat kupikir pas pertamakali diajak dan prepare bawa-bawa alat apa saja yang mau dibawa keatas aku benar-benar mikir kalau ini jalan biasa hanya saja naik ke atas gunung dan anggapan ini benar-benar salah besar.

Bayangin kalian jalan dan itu harus naik bukan daratan lurus apalagi turun (kita lagi bahas konteks naik ya) jadi semua yang kubayangkan soal jalan kaki gembira nyanyi-nyayi dan bawa barang sesuka hati musnah semua dipertengahan jalur, rasa lelah, letih, haus, lapar, semuanya campur aduk dan gak ada solusi dari lelah selain istirahat kan.

Akhirnya ditengah jalan bolak balik istirahat.

Untung gak kubawa, karena aku sempet pengen bawa gitar ke atas (GILA).

Untuk aku pribadi tenagaku sudah habis di tempat yang namanya Bukit / Puncak Bayangan, kita istirahat dong kupikir sudah sampai dan mau dirikan tenda, malah gak taunya itu masih sekitar 90% perjalanan, yang berarti 10% nya lagi adalah titik penentu jalur menuju Puncak Pawitra.

Karena tahu kalau bukit bayangan ini bukan puncak utamanya, rasanya kayak males aja nerusin tapi karena semangat dari teman-teman yang saling kasih semangat rasanya rasa lelah ini kayak perlahan hilang, lanjut naik.

Tiba di akhir chapter, biar lebih asik akan kusebut ini seratus meter menuju puncak.

Gak pernah kupikir bahwa jalan menuju puncak Penanggungan benar-benar nyiksa banget, bebatuan penuh krikil, sangat tinggi yang berarti maksa kita buat manjat, keadaan psikologinya kalau jalan ke atas saja sudah melelahkan ditambah bawa barang bawaan yang berat banget, nahan dinginnya angin dan hujan, kemudian masih ditambah dengan bekal makanan minuman yang di hemat, dan puncaknya masih ketambahan manjat batu, dan aku spontan bilang dalam hati..

Fix, ini neraka.

Singkatnya tiba dipuncak dirikan tenda doom kapasitas sekitar 4 orang dipakai untuk 7 orang yang otomatis gak akan bisa tidur nyenyak malam itu.

Ah intinya aku gak pengen ngeluh soal perjalanan ini, tapi malah ini adalah petualangan yang beneran kualami dan gak akan kulupakan.

Kalian harus coba.

Sekilas tentang WSA / Wong Sobo Alas

Komunitas pecinta alam itu ada sebelum aku ikut gabung mereka, grup yang sudah cukup tua berdiri dan katanya sudah turun temurun ke generasi penerus dan bisa dibilang kami adalah generasi terakhir saat itu.

Grup ku waktu itu ada leader tim Pangot, ada Erwin, Kacong, Yuda, Nafis, Menyon dan yang terakhir aku sendiri.

WSA sendiri maksudnya adalah orang yang punya kedekatan dengan hutan, sesuai dengan arti dari masing-masing penggalan katanya.